Jumat, 16 Desember 2011

pemerintah mempersiapkan menghadapi banjir barang impor




Pemerintah siap hadapi banjir impor barang konsumsi
JAKARTA - Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengemukakan Kementerian Perindustrian sedang bersiap menghadapi kemungkinan membanjirnya impor barang konsumsi rumah tangga. Persiapan diperlukan untuk mengantisipasi imbasnya kepada sektor industri kecil menengah (IKM).

"Sekarang ini kegalauan dan kegamangan di industri kecil dan menengah manakala kita kebanjiran barang-barang impor yang lebih murah dan mencakup semua sektor," ujar MS Hidayat, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat ( 16/12/2011 ). Ini perlu diantisipasi seiring dengan adanya sinyalemen masuknya barang-barang konsumsi rumah tangga masuk ke pasar domestik.

Ia menuturkan, sejumlah rapat pun diadakan untuk menemukan kebijakan yang pas dalam menahan arus impor dan meningkatkan daya saing IKM domestik. "Kedua-duanya sekarang sudah coba kita lakukan untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi di 2012 ," tambah dia.

Menurut Hidayat, IKM termasuk bidang yang diperhatikan oleh pemerintah termasuk juga Komisi VI DPR RI. Salah satu buktinya, anggaran program IKM selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kementeriannya pun turut membantu dengan pengadaan peralatan ke sentra IKM.

Bantuan tidak hanya sebatas peralatan. Kemenperin pun membantu peningkatan sumber daya manusianya. Seperti melalui keberadaan Balai Latihan di Jawa Tengah, dan ini akan dicoba di tempat lain.

Mengenai daya saing IKM lokal, Dirjen IKM Kemenperin, Euis Saedah menilai, lemahnya daya saing IKM terletak di kurangnya promosi dan efisien dalam produksi. Ini karena umumnya IKM tidak bisa mendapatkan harga bahan baku yang murah karena kuantitas pembelian yang terbilang kecil. "Dan tidak bersatu supaya bisa mendapatkan barang yang lebih baik," ucap Euis.

Demi menemukan solusi, Euis mengatakan, Kemenperin pun melakukan analisa rantai pasok, yang dimulai dengan produk batik. Hasilnya ditemukan rantai pasok yang cukup panjang baik untuk memasarkan produk dan membeli bahan baku. Ini, katanya, sangat mungkin terjadi di produk IKM lainnya.

Untuk produk tekstil misalnya, ia menyarankan agar ada BUMN seperti dulu Primisima atau Sandang yang dapat membantu IKM belanja bahan baku. "Yang relatif harganya lebih baik juga ketersediaan bahan baku tetap ada. Tidak beli dari pasar umum," ungkapnya.

Antisipasi lainnya adalah dengan menertibkan rantai pasok yang panjang itu. Sehingga mengambil keuntungan yang tidak adil bisa diantisipasi. Promosi IKM pun telah dan akan dilakukan hingga ke luar negeri. "Tahun 2012 , kami akan membuka gerai (IKM) di Doha, Qatar," ucap dia sebagai salah bentuk promosi. Pilihan ini karena lokasi yang cukup ramai dan Qatar akan menjadi tuan rumah olimpiade tahun 2025 . Euis pun menyatakan, hal serupa akan dilakukan di tempat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar