Minggu, 25 Maret 2012

kondisi perekonomian Indonesia


Kondisi Perekonomian Indonesia Dilihat dari PDB
Pendapat Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini menempati Urutan ke-18 dari 20 negara yang mempunyai PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 negara asia yang masuk ke dalam daftar yang di keluarkan oleh bank dunia. Kelima Negara asia tersebut adalah jepang (urutan ke-2), cina (urutan ke-3), India (urutan ke-11), dan korea selatan (urutan ke-15).
Indonesia yang kini mempunyai PDB mencapai US$700 miliar, boleh saja berbangga. Apalagi, dengan pendapatan perkapita yang mencapai US$3000 per tahun mendapatkan Indonesia urutan ke-15 negara-negara dengan pendapatan perkapita yang besar. Belum lagi, indeks harga saham gabungan yang mencatat rekor terbaik se-asia pasifik pada tahun 2010. Bisakah indicator ini di jadikan satu-satunya petokan untuk melihat kondisi perekonomian Indonesia yang sebenar nya?

Penghitungan PDB
Ada dua cara penghitungan PDB, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Namum, umumnya digunakan pendekatan pengeluaran yang dirumuskan PDB=konsumsi+investasi+pengeluaran pemerintah+ekspor-impor.
Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sector usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor yang melibatkan sector luar negri.
Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa jika kemiskinan masih terjadi di beberapa tempat, itu artinya ada ketimpangan penyebaran dan pemerataan pertumbuhan ekonomi dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan social dan berpotensi konflik yang di sebabkan rasa iri dan benci. Untuk meredam potensi konflik tersebut, ada beberapa jalan yang bias di ambil, baik oleh pihak swasta maupun oleh pihak pemerintah.

Pihak Swasta
Adanya Lembaga-lembaga swadaya masyarakat, seperti Dompet dhu’afa, berkerja sama dengan institute kemandirian yang berusaha mencetak para kaum muda berpotensial menjadi hebat sebagai pejuang ekonomi adalah salah satu cara membuat pemerataan pertumbuhan ekonomi dapat di rasakan oleh semakin banyak rakyat Indonesia.


Pihak pemerintah
SInergi antarkementrian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentukan jiwa kewirausahaan, seperti seminar bertaraf internasional, adalah salah satu jalan membangkitkan petensi jiwa-jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kretivitas tinggi.
menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa khawatir peristiwa ledakan bom di Cirebon bisa mengganggu investasi di Indonesia. Pasalnya, kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang baik-baiknya, terbukti dengan banyaknya investor yang berdatangan.
“Saya tidak tahu apa motif orang itu. Saya berharap ini tidak mengganggu, ekonomi kita sedang baik-baiknya, sedang bagus-bagusnya. Coba saja lihat, semua berdatangan ke sini, sedang baik-baiknya,” kata Hatta di Kementerian Koordinator Perekonomian.
Dia mengaku kaget dengan peristiwa bom itu. “Saya betul-betul shock melihat masih ada tangan-tangan yang tidak berperikemanusiaan, perikeadilan, dan tidak memiliki rasa kebanggaan, tidak memiliki nasionalisme sehingga cenderung merusak,” ungkapnya.
Menurut Hatta, perbuatan itu harus dikutuk sekeras-kerasnya. “Kita harus kutuk sekeras-kerasnya orang-orang yang ingin selalu memberikan citra buruk kepada Indonesia, dan saya sebagai Menko Perekonomian tentu saja mengharapkan agar itu bisa diusut secara tuntas,” katanya.
Hatta geram kalau peristiwa ini terus-terusan terjadi. “Kalau terus-terusan begini, ya, kita terus terang merasa, apa ya, bukan kecewa, geram ya,” kata Hatta. Meski demikian, dia mengaku belum ada investor yang mengeluhkan keamanan Indonesia.
Asal tahu saja, sebuah bom bunuh diri meledak di Masjid Adz-Dzikro di Kompleks Mapolresta Cirebon. Ledakan yang terjadi saat shalat Jumat itu melukai 17 orang, termasuk Kapolres Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar